BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan
sehari-sehari seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan dalam
hubungan saling mempengaruhi antara orang yang satu dengan yang lainnya,
peristiwa bimbingan saat itulah dapat terjadi. Sebagai contoh ketika orang tua
membimbing anak-anaknya, guru membimbing murid-muridnya baik dalam kegiatan
pengajaran maupun non pengajaran. Serta para pemimpin membimbing warga yang
dipimpinnya melalui segala kegiatan berupa pidato, rapat, diskusi, dan intruksi.
Proses bimbingan dapat pula terjadi melalui media cetak dan media elektronika.
Semua peristiwa bimbingan yang terlaksana seperti itu dapat disebut sebagai
bimbingan informal yang bentuk, isi dan tujuan, serta aspek-aspek
penyelanggaraan tidak terumuskan secara nyata.
Bentuk nyata
dari gerakan bimbingan dan konseling yang formal berasal dari Amerika Serikat yang
telah dimulai pengembangannya sejak Frank Parson mendirikan sebuah badan
bimbingan yang disebut Vocational Bureau di Boston pada tahun 1908. Badan itu selanjutnya diubah namanya
menjadi Vocational Guidance Bureau (Jones, 1951). Usaha Parson inilah
yang menjadi cikal-bakal pengembangan gerakan bimbingan dan konseling di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, dalam rangka lebih memahami
pengertian bimbingan dan konseling perlu ditinjau pengertian bimbingan dan
konseling secara lebih luas untuk dijadikan sebagai landasan bagi pembahasan
bimbingan dan konseling.
Pada saat ini
ilmu pengetahuan telah berkembang sangat pesat seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan telah banyak tercipta peralatan- peralatan elektronik yang
canggih. Peralatan-peralatan tersebut digunakan manusia untuk mempermudah dalam
melakukan berbagai aktivitas serta
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemajuan juga
terlihat jelas pada teknologi
informatika yang semakin hari semakin banyak menawarkan fitur-fitur menarik dan
canggih dengan kemudahan dalam pengaksesan internet. Alat teknologi informatika
yang kini telah menjadi kebutuhan pokok pada aktivitas kerja manusia adalah
komputer.
“Komputer adalah
pemecah persoalan atau pengolah data yang dapat menghasilkan informasi yang
diperlukan.” (Jhon J. Longkutoy)
Dunia pendidikan
saat ini juga tidak terlepas pada penggunaan komputer dan pengaksesan internet,
yaitu sebagai sarana mempermudah dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Begitu
pula dengan dunia bimbingan dan konseling saat ini yang tak terlepas pada
penggunaan perangkat komputer. Terutama komputer berbasis internet yang memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi
seorang konselor atau guru penbimbing dalam memberikan layanan terhadap konseli
atau peserta didiknya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dari teknologi informasi,
bimbingan, dan konseling?
2.
Bagaimanakah perkembangan teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling?
3.
Apakah hubungan antara teknologi informasi dengan
bimbingan konseling?
4. Apakah
tujuan teknologi dan informasi bagi layanan bimbingan dan konseling?
5. Apakah
kelebihan dan kekurangan teknologi informasi dalam layanan bimbingan konseling?
6. Bagaimanakah
cara penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan bimbingan konseling?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian
dari teknologi informasi, bimbingan, dan konseling.
2. Untuk
mengetahui perkembangan
teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
3. Untuk
mengetahui hubungan
antara teknologi informasi dengan bimbingan konseling.
4. Untuk
mengetahui tujuan teknologi dan informasi bagi layanan bimbingan dan konseling.
5. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan teknologi informasi dalam layanan bimbingan
konseling.
6. Untuk
mengetahui cara penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan bimbingan
konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian teknologi
informasi, bimbingan dan konseling
Pengertian teknologi
informasi adalah perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan
teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi
jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. (Maharsi, 2000).
Menurut Haag dan Keen,
mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu kita
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi.
Sedangkan menurut Martin, “Teknologi
informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyampaikan informasi, melainkan
juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.” (Izeere, 2011).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi (TI), ialah teknologi yang digunakan untuk menyampaikan
informasi melalui teknologi telekomunikasi dan peralatan komunikasi sehingga
pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami.
Perkembangan teknologi dan informasi
di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat bersamaan dengan penemuan dan
pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi, sehingga
mampu menciptakan alat-alat komunikasi yang sangat mendukung perkembangan
teknologi informasi, contohnya saja seperti komunikasi searah maupun dua arah.
Selain itu dengan adanya internet di Indonesia sangat memudahkan kita dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam teknologi informasi yang berbasis internet.
Salah satu penggunaan teknologi tersebut adalah bidang bimbingan dan konseling.
Menurut Prayitno & Erman Amti,
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Hadi, 2014).
Sedangkan pengertian pelayanan
konseling itu sendiri berasal dari Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Menurut Cavanagh,
konseling merupakan “a relationship between a trained helper and a person
seeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that he
or she creates help people learn to relate with themselves and others in more
growth-producing ways.” Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan
seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan
situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan
dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh
(growth-producing ways).
Definisi konseling menurut James P.
Adam yang dikutip oleh Depdikbud, konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain
(konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
(Cahyono, 2014).
Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Pelayanan konseling adalah suatu
kegiatan antara seorang konselor (orang yang terlatih) dengan konseli (orang
yang mencari pertolongan) untuk melayani kebutuhan konseli agar konseli belajar
untuk berhubungan dengan dirinya dan orang lain supaya kemampuan konseli
berjalan secara optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengertian Bimbingan dan Konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh
konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya se-optimal
mungkin secara mandiri.
B. Perkembangan
teknologi informasi dalam bimbingan konseling
Perkembangan teknologi dan informasi telah berdampak luas
dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
Dalam bidang tersebut teknologi dan informasi membantu dalam proses konseling
dengan menggunakan pelayanan berbasis teknologi dan informasi.
Dalam Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah
mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk
kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Layanan
bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Konseling melalui Telepon.
2. Konseling melalui video-Phone.
3. Konseling berbantuan komputer yaitu Email.
Selain itu, dalam mengaplikasikan konseling berbasis
teknologi dan informasi bisa dilakukan dengan cara dalam bentuk layanan, yaitu:
1. Pada layanan orientasi yaitu layanan
yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua
kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi
adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai. Dalam layanan ini, teknologi yang
dapat diterapkan yaitu membuat publikasi berupa pemberi informasi dan
pengenalan tentang BK dengan bantuan komputer.
2. Layanan informasi yang merupakan
kegiatan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan siswa bagaimana mencari informasi
(personal-sosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated information searching
dengan menggunakan internet.
3. Layanan konsultasi yaitu layanan
bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk
memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber consultation/cyber counseling.
4. Layanan appraisal yang merupakan
kegiatan Bimbingan dan Konseling yang berupa pengumpulan, analisa, dan
pengumpulan data personal, psikologis, sosial siswa; yang berguna untuk
memahami siswa dan membantu siswa memahami dirinya sendiri. Teknologi yang
dapat diterapkan pada teknik testing dan non testing menggunakan komputer dan
internet.
5. Layanan konseling perorangan
merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya
dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar
peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Pada layanan ini
juga, apabila konselor tidak bisa menemui konselinya dalam melakukan konseling
konselor bisa menggunakan teknologi berupa cyber
consultation/cyber counseling seperti menggunakan e-mail, jejaring
social (internet) atau menggunakan handphone.
C. Hubungan
antara teknologi informasi dengan bimbingan konseling
Bimbingan dan konseling komperhensif
merupakan upaya pemberian bantuan atau layanan untuk peserta didik secara utuh
dan keseluruhan yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata
pelajaran, staff administrasi, orang tua, dan masyarakat.
Fokus utama dalam bimbingan dan
konseling komprehensif adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik secara optimal. Bimbingan konseling komprehensif bersifat wajib bagi
semua peserta didik, artinya siapapun bisa mendapatkan layanan sesuai dengan
kebutuhan. Dengan adanya bimbingan konseling komprehensif diharapkan tidak ada
lagi anggapan bahwa layanan diberikan hanya untuk peserta didik yang
bermasalah. (Mayasari, 2012)
Sekarang ini teknologi sangat
dibutuhkan hampir setiap orang, begitu pula dalam progam Bimbingan dan
Konseling dalam layanannya. Teknologi informasi dapat digunakan dalam BK
komprehensif sebagai penunjang layanan Bimbingan dan Konseling.
Menurut Sugiyatno, teknologi yang
dapat digunakan untuk membantu layanan Bimbingan dan Konseling salah satunya
dengan computer. Penggunaan computer (internet) dapat memudahkan kita dalam
proses layanan konseling dengan E-counseling (elektronik konseling). Teknologi
informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan untuk
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas kerja konselor.
Komputer merupakan salah satu media yang dapat
dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Akhmad Sudrajat, M.Pd dalam
majalah Bimbingan dan Konseling (2012: 49) menuliskan pentingnya internet
sebagai media layanan Bimbingan dan Konseling. Salah satu landasan dalam
penyeelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan individu yang
dilayani (konseli) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet
dalam bentuk ”cyber counseling.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dalam bimbingan konseling memiliki
beberapa fungsi, terutama komputer dan internet. Diantaranya:
1. Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga
mengolah data.
2. Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi
memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.
3. Membantu individu maupun kelompok untuk dapat
berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
4. Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi
lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu
secara fisik.
5. Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu
program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.
D. Tujuan teknologi dan infomasi bagi layanan
bimbingan dan konseling
Seiring
dengan berkembangnya teknologi informasi maka menuntut program bimbingan dan
konseling agar dapat memberikan layanan yang maksimal sesuai dengan tuntutan
zaman. Menurut blog Sugiyatno, teknologi informasi mempunyai tujuan diantaranya
menambah pengetahuan melalui diskusi antar konselor yang dilakukan melalui
dunia maya seperti chatting dan email, dapat mengembangkan minat dan potensi
setiap siswa melalui media elektronik yang disediakan oleh konselor, dapat
menambah informasi mengenai bimbingan dan konseling melalui internet,
memberikan informasi kepada konseli tentang apa yang dibutuhkannya melalui
teknologi informasi seperti blog, mempermudah konselor untuk menyusun
serta mengolah data konseli, serta dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada siswa melalui e-counseling walaupun ada jarak memisahkan.
Dengan begitu diharapkan teknologi
informasi dapat menjembatani antara konselor dan konseli ataupun antar konselor
untuk tetap dapat terhubung satu sama lain dan dapat mempermudah tugas konselor
dalam proses bimbingan dan konseling.
E.
Kelebihan teknologi informasi dalam layanan bimbingan konseling
Beberapa
manfaat TI dalam BK yakni, mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan
mengolah data, menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi
memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya,
membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah
dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling, memberikan kesempatan kepada
individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang
mereka terima tanpa bertemu secara langsung (E-Counseling), dan menjadikan
teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga
kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur. (Primadika, 2015)
Salah satu penerapan teknologi
informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan
sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran,
visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki
dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut
dunia konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan
masyarakat luas. (Sulistyorini, 2012)
Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan
dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh
Baggerly sebagai berikut:
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan
keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi
lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan ke website, terutama yang
berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan
bijaksana terhadap materi yang diberikan;
Menurut Sampson, Kolodinsky, & Greeno (Huda, 2011)
Berdasarkan potensi penggunaan komputer untuk konselor dalam bimbingan dan
konseling, Setidaknya ada 28 (dua puluh delapan) manfaat dari penggunaan
komputer berbasis internet terhadap profesi konseling, yaitu :
1.
Bantuan diri Software
2.
Client/therapist
Email / surat elektronik
3.
Collegial
professional Email / surat elektronik
4.
Diseminasi informasi Website / homepage
5.
Dukungan / pengukuhan Chat rooms
6.
Kegiatan asosiasi
professional Newsgroups
7.
Konsultasi a. komputer
konferensi video, b. Newsgroups
8.
Marketing Email / surat
elektronik
9.
Masukan Email / surat
elektronik
10.
Membantu diri
sendiri Chat rooms
11.
Monitoring
inter-sessions Email / surat elektronik
12.
Pekerjaan rumah: a. Email
/ surat elektronik, b. Komputer konferensi video, c. Software
13.
Pelatihan keterampilan Software
14.
Pelatihan kompetensi
Simulasi terkomputerisasi
15.
Pemasaran / periklanan Website / homepage
16.
Penelitian a. Email /
surat elektronik, b. Pangkalan data / FTP
site
17.
Penilaian dan analisis
Pangkalan data / FTP site
18.
Publikasi Website / homepage
19.
Referral / alih tangan:
a. Newsgroups, b. Email / surat
elektronik, c. Komputer konferensi video
20.
Screening Email / surat
elektronik
21.
Sumber daya untuk
informasi a. Newsgroups, b. Pangkalan data / FTP site
22.
Sumber informasi
perpustakaan Pangkalan data / FTP site
23.
Supervisi Simulasi
terkomputerisasi
24.
Surat menyurat untuk
penjadwalan / janji Email / surat elektronik
25.
Terapi kelompok Chat
rooms
26.
Terapi a. Email / surat
elektronik, b. Komputer konferensi video
27.
Tindak lanjut post-therapeutic Email / surat
elektronik
28.
Transfer rekaman konseli
a. Email / surat elektronik, b. Pangkalan data / FTP site
Manfaat komputer
berbasis internet lebih banyak berorientasi kepada layanan dan sebagai media partner untuk mempermudah
kerja-kerja konselor dalam mengoptimalkan layanannya sehingga secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari penggunaan teknologi dan informasi
dalam bimbingan dan konseling, yaitu:
1.
Pembelajaran dari
mana dan kapan saja .
2.
Bertambahnya
Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru .
3.
Menjangkau peserta
didik dalam cakupan yang luas.
4.
Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi.
F. Kekurangan teknologi
informasi dalam layanan bimbingan konseling
Selain kelebihan
adapula kelemahan atau kekurangan dalam pelayanan bimbingan konseling melalui
teknologi informasi, diantaranya:
1.
Konselor tidak dapat
memastikan bahwa konselinya benar-benar serius atau tidak.
2.
Diperlukan perangkat
khusus agar pelayanan bimbingan konseling
melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut
tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya.
melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut
tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya.
3.
Informasi yang diterima
dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan
eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi
kesalahpahaman.
4.
Kegiatan konseling
melalui teknologi informasi dapat menimbulkan
jarak baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan konseli.
jarak baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan konseli.
5.
Belum terdapat
data-data, fakta atau informasi yang objektif dari konseli, sehingga pemecahan
masalah kurang jelas.
6.
Media yang
digunakan kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan konselinya.
G. Contoh penggunaan
komputer berbasis internet dalam pelayanan bimbingan dan konseling
Berikut ini
contoh penggunaan komputer berbasis internet dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.
1.
Website / Blog
Website
ini berfungsi sebagai pusat informasi palayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa di sekolah. Hal ini akan memberikan gambaran awal kepada siswa tentang
proses layanan bimbingan dan konseling. Termasuk di dalamnya informasi materi
yang diberikan kepada siswa dalam layanan bimbingand dan konseling.
2. Social network
Social network
atau jejaring sosial adalah salah satu layanan dunia maya yang memungkinkan
orang-orang dari tempat yang berbeda-beda bertemu dan saling berkomunikasi. Konseling FaceBook adalah
bantuan psikologis kepada siswa (konseli) secara online melalui FaceBook mengembangkan dirinya secara optimal. (Sudrajat
dalam majalah BK, 2011:50).
Untuk menyelenggarakan
konseling FaceBook terlebih dahulu harus ditetapkan aturan selain yang telah ditetapkan oleh FaceBook (term of service) itu sendiri, dan ini
harus ditaati konselor dan anggota komunitas. aturan khusus itu dibuat
berdasakan asas-asas dalam konseling, misalnya asas kerahasiaan, setiap siswa
yang tergabung dalam komunitas konseling FaceBook berkomitmen untuk menjaga
kerahasiaan atas setiap informasi yang berkembang dalam konseling FaceBook.
3. E-mail
Email adalah layanan surat elektronik yang
memungkinkan pengiriman surat secara lebih cepat dan murah. Melibatkan interaksi interaksi jarak jauh yang
tidak sinkron antara konselor dan konseli dengan menggunakan apa yang dibaca
via teks untuk berkomunikasi.
4. Chat
room
Layananan chat room gratis banyak di sediakan
saat ini. Kita bisa membuat grup khusus untuk sekolah yang kita layani untuk
memberikan layanan bimbingan konseling secara virtual melibatkan interaksi
interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan konseli dengan menggunakan
apa yang dibaca via teks untuk berkomunikasi.
5. Video call
Video call
ini memungkinkan orang-orang dapat berkomunikasi dengan bertatap muka secara
langsung dengan lawan bicaranya.melibatkan interaksi interaksi jarak jauh yang
sinkron antara beberapa konselor dan beberapa konseli dengan menggunakan apa
yang dilihat dan didengar via video untuk berkomunikasi
Selain itu, Nurfitriyani (2011) kemudian memaparkan
beberapa penerapan komputer sebagai sarana kerja bimbingan dan konseling mulai
dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi.
1. Penerapan Komputer Sebagai Sarana Kerja BK di
Sekolah Dasar
Komputer sebagai sarana kerja
Bimbingan Konseling padajenjang Sekolah Dasar, dapat diterapkan sebagai
berikut.
a. Pusat arsip data siswa
b. Informasi kasus atau presensi bimbingan
c. Alat penyelenggaraan konseling kelompok melalui proyekto
2. Penerapan Komputer sebagai sarana kerja BK di
Sekolah Menengah
a. Pemanfaatan
internet
b. Pemakaian
surat elektronik (email dan messaging dengan memperhatikan etika)
c. Publikasi
pengumuman baik dalam blog maupun arsip pada komputer
d. Materi
ajar menggunakan media proyektor
e. Program
publikasi dan informasi
f. Penyelenggaraan
kompetensi ilmiah, seni, ketangkasan secara online yang bernilai positif
bagi peserta didik
g. Pembuatan
database peserta didik
3. Penerapan Komputer Sebagai Sarana Kerja BK di
Perguruan Tinggi
a. Bimbingan
Konseling melalui Surat Elektronik atau e-mail
b. Pemberian informasi melalui websites / homepages
c. Bimbingan
dan Konseling kelompok melalui chat room
d. Konsultasi melalui komputer konferensi
video, atau grup
e. Periklanan
mengenai layanan Bimbingan Konseling melalui e-mail maupun web
f. Pelatihan keterampilan melalui software
dan simulasi terkomputerisasi
g. Pengambilan sumber daya informasi
h. Penyimpanan catatan kasus
i.
Informasi konseli
j.
Tata kearsipan
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teknologi
informasi tidak hanya sekedar teknologi komputer melainkan gabungan dari
komputasi dengan jalur komunikasi diantaranya, telepon, komputer, internet,
televisi, radio dll. Teknologi informasi diciptakan sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia sebagai individu yang ingin pekerjaannya lebih mudah dan sebagai
makhluk sosial yang perlu berinteraksi. Dalam pelayanan bimbingan konseling
teknologi informasi digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan
untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan
konseling hanya sebagai alternatif. Konselor dapat menggunakan komputer
sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Komputer pun
dapat menyimpan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mudah, dan
praktis.
Pelayanan
konseling ditujukan untuk memecahkan masalah dan kalau bisa mencegah timbulnya
masalah, namun kesibukan konseli dan konselor sendiri terkadang malah menambah masalah.
Dengan teknologi informasi masalah tersebut akan dapat diminimalisir. Kelebihan
yang didapat dari pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi,
diantaranya mudah diakses, tanpa biaya transportasi, tidak ada batas ‘ruang’
dan ‘waktu’. Selain itu, konseli lebih terbuka karena bersifat pribadi. Kode etik yang berlaku dalam profesi
bimbingan konseling harus diperhatikan oleh konselor supaya tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan. Sekiranya pembahasan ini sudah memberikan
gambaran tentang konsep dan oprasional teknologi informasi dalam bimbingan
konseling.
B. Saran
Konselor
harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan
konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai teknologi
informasi. Teknologi informasi mampu menunjang pelayanan bimbingan konseling
agar lebih efektif. Maka dari itu, konselor harus selalu meningkatkan
kemampuannya dalam menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Konselor
akan selalu menjadi idola konseli apabila selalu up to date. Karena pada dasarnya bimbingan adalah long life learning atau belajar sepanjang hayat.
Penyediaan
infrastruktur harus ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih banyak
tempat-tempat terpencil yang belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan
perangkat teknologi informasi adalah hal yang mutlak dalam konseling melalui
teknologi informasi, sehingga pelayanan bimbingan konseling akan berjalan
efektif tanpa batas ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anne
ahira. ______. Manfaat Komputer Bagi Anda. From : http://www.anneahira.com/manfaat-komputer-5703.htm.
diakses pada jum’at 11 Mei 2012
Gunawan,
Tegar Chandra. 2011. Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para Ahli. From : http://30211259.blogspot.com/2011/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html.
di akses pada tanggal : 18 Mei 2012
Suharman, Wahid. 2011. IMPLIKASI PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING. From : http://konselorindonesia.blogspot.com/2011/02/implikasi-perkembangan teknolo gi.html. diakses pada 11 Mei 2012
Agung Primadika. (2015). “Fenomena
Pemanfaatan TI bagi BK”, (online). http://a-primadika.blogspot.co.id/. Diakses 10 September 2015.
Desi Mayasari. (2012). “Bimbingan
dan Konseling Komprehensif”, (online). http://dhesimay.blogspot.com. Diakses: 02 Juli 2012.
Sugiyanto. “Bahan Kuliah 3 TI BK”,
(online). http://staff.uny.ac.id/dosen/sugiyanto-mpd. Diakses tanggal 10 September 2015
Sulistyorini. (2012). “Urgensi
Penggunaan Teknologi dalam BK”, (online). http://ninishoes.blogspot.co.id/2012/06/makalah-2.html. Diakses tanggal 10 Sepetember
2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar