Judul Film : Perahu Kertas 2
Penulis : Dewi Lestari
Produser : Chand Parwez Servia, Putut Widjanarko
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemeran : Maudy Ayunda (Kugy), Adipati Dolken (Keenan), Reza Rahadian (Remi), dan Elyzia Mulachela (Luh De)
Durasi Film : 110 Menit
Ini adalah sebuah
film yang menceritakan tentang Kugy si gadis pendongeng dan Keenan yang pintar
melukis. Keduanya bertemu, dan setelah melalui berbagai lika-liku akhirnya
bersatu, romantic love with happy ending
lah pokoknya. Film ini bukanlah sekuel dalam pengertian yang lazim, di mana
masing-masing bagian mempunyai gagasan dan kesatuan cerita sendiri. Ini film
yang berasal dari sebuah cerita panjang yang dibelah menjadi dua bagian.
Artinya, film bagian kedua ini sekadar kelanjutan bagian sebelumnya, sehingga
sulit dinikmati dan dinilai terpisah.
Di akhir
film Perahu Kertas 1 sebelumnya
kita sudah disuguhkan oleh semakin dekatnya hubungan Kugy dan Remy. Dan Keenan
yang telah lama tinggal di Bali harus kembali ke Jakarta untuk mengantikan
ayahnya yang sakit untuk memimpin perusahaan. Di pernikahan Eko dan Noni lah
Kugy dan Keenan bertemu dan di sini cerita bagian kedua dimulai. Pertemuan
kembali Kugy dan Keenan akhirnya menguatkan kembali mimpi-mimpi sewaktu kuliah,
Kugy yang ingin menjadi penulis dan Keenan yang akan membuatkan ilustrasi untuk
cerita-cerita Kugy. Namun kedekatan mereka kembali bukan hanya membangkitkan
mimpi-mimpi untuk berkarya bersama, tapi bibit cinta yang selama ini mereka
saling pendam.
Setting inilah merupakan awal dari semua perjalanan antara Kugy dan
Keenan, karena sebelumnya selama 3 tahun Kugy dan Keenan tidak pernah bertemu
dan berkomunikasi. Selama 3 tahun itulah Kugy dan Keenan fokus dengan urusan
masing-masing, baik urusan karir mereka maupun urusan percintaan mereka.
Semenjak Kugy dan
Keenan kembali bertemu urusan karir Kugy menjadi berantakan, Kugy tidak fokus dengan
pekerjaannya karena Keenan, orang yang sangat dicintainya kembali muncul
dihadapannya.
Setelah Keenan di
Jakarta, Keenan bertemu dengan Remi, yang merupakan pacar Kugy. Sebelumnya
memang Keenan sudah akrab dengan Remi semenjak Remi membeli lukisan Keenan saat
di Bali (Perahu Kertas 1).
Selanjutnya
dengan menarik, Remi mengajak Kugy pergi ke Bali. Saat di Bali, ternyata Kugy
bertemu dengan Luh De, yang merupakan pacar Keenan (Perahu Kertas 1). Mereka
berbincang-bincang bahkan berfoto bersama. Kemudian saat Kugy ingin pergi, Luh
De seperti merasa ada sesuatu dalam diri Kugy yang hampir berhubungan dengan
Keenan.
Dan kemudian Remi
mengajak Kugy pergi ke pantai. Sebenarnya maksud dari Remi mengajak Kugy ke pantai
adalah untuk melamar Kugy. Tapi sebelum Remi mulai, Kugy menunjukkan sebuah
foto Luh De dengan dirinya. Tenyata Remi sudah lebih dahulu kenal dengan Luh De
(Perahu Kertas 1). Dan seketika Kugy kaget dan terdiam sesaat. Kemudian Kugy
menanyakan lukisan yang ada di kantor itu siapa yang melukis, dan Remi pun
menjawab bahwa lukisan itu yang melukis adalah Keenan yang merupakan pacar Luh
De. Dan Kugy pun terdiam lagi.
Saat Kugy
terdiam, Remi dengan tiba-tiba melamar Kugy. Dan Kugy semakin kaget, seketika
Kugy menjadi bisu tidak dapat berkata apa-apa. Kugy terdiam bukan karena
senang, melainkan karena dia sebenarnya tidak bisa menerima lamaran dari Remi
tetapi dia memilih untuk diam sambil tersenyum. Dan setelah kejadian itu Remi
dan Kugy pun kembali Ke Jakarta.
Semenjak dilamar
oleh Remi, Kugy menjadi pemurung. Dia benar-benar bingung harus berbuat apa.
Tapi ternyata di samping itu, Keenan mencoba mencari tahu penyebab mengapa
dahulu “pura-pura ninja” (Perahu Kertas 1) tidak pernah berkomunikasi dan
kumpul bersama selama 3 tahun kepada Noni, sahabat Kugy dan anggota “pura-pura
ninja.” Sebenarnya Keenan mencari informasi hanya untuk menanyakan tentang
Kugy, mengapa selama ini Kugy menghindar dari dia dan “pura-pura ninja.”
Akhirnya Noni
menceritakan semua perkara yang terjadi, bahwa sebenarnya Kugy menghindar dari
semuanya karena menyembunyikan sesuatu, yang ternyata adalah perasaan Kugy
terhadap Keenan. Ternyata Kugy selama ini cinta dengan Keenan. Dan seketika
Keenan terdiam. Namun, Noni tetap bercerita hingga menyebutkan nama Remi yang
membuat Keenan kaget sampai-sampai Keenan menanyakan tentang Remi, dan Noni pun
menjelaskan bahwa Remi adalah bos Kugy di kantor dan juga sebagai pacarnya.
Keenan kaget karena ternyata Remi yang dia kenal selama ini adalah pacar Kugy.
Setelah Keenan mendapat semua informasi dari Noni, dia pun pergi mencari Kugy yang
akhirnya memilih untuk ke rumah Kugy.
Setibanya Keenan
di rumah Kugy, Kugy senang bukan main. Kugy mengira Keenan bisa menemukan dia
menggunakan “radar neptunus”, yang selama ini sering Keenan maupun Kugy gunakan
untuk mencari sebuah ‘jawaban’ (Perahu Kertas 1). Tapi ternyata Keenan mencari
Kugy menggunakan feeling-nya. Di sini
Keenan dan Kugy saling jujur dengan perasaan mereka masing-masing dan
menjelaskan bahwa mereka sudah saling bertemu dengan pasangan mereka satu sama
lain. Kugy bertemu dengan Luh De dan Keenan bertemu dengan Remi.
Ternyata Keenan
menemui Kugy untuk memberi semangat kepada Kugy bahwa mereka harus berpisah dan
harus bisa menjaga perasaan pasangan mereka, walaupun mereka sudah sama-sama
tahu bahwa mereka saling cinta tetapi mereka harus bisa terus hidup mengikuti
alur dan bahagia bersama pasangan mereka masing-masing.
Sejak itu, Keenan
kembali lagi ke Bali. Dan Kugy berusaha
tegar dan memikirkan cara untuk bisa mencintai Remi sekaligus mencoba menerima
lamaran dari Remi, walaupun Remi tahu bahwa Kugy terpaksa melakukan semua itu.
Begitu juga dengan Keenan yang mencoba mencintai Luh De.
Setibanya Keenan di Bali, dia mencoba
menjelaskan semuanya pada Luh De. Dan Luh De pun mencoba untuk bisa mempercayai
bahwa Keenan kembali lagi ke Bali karena Keenan cinta dengan Luh De.
BAGAIMANA
ending-nya? Kugy dan Keenan menjalani
hidup mereka masing-masing bersama pasangan mereka dengan bahagia. Tetapi
ternyata kebahagiaan itu hanya sesaat. Remi mengetahui bahwa sebenarnya selama
ini yang menghalangi perasaan Kugy untuk mencintai Remi karena Kugy sudah
mencintai Keenan. Dan Remi pun memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan
Kugy. Begitu juga dengan Luh De, dia juga memilih untuk mengakhiri hubungannya
dengan Keenan, karena ternyata selama ini Keenan seperti terpaksa mencintai Luh
De. Kemudian Remi dan Luh De pun memilih untuk pergi dari kehidupan Kugy dan
Keenan. Dan akhirnya Kugy dan Keenan bertemu kembali dan memilih untuk
melanjutkan hubungan mereka dari awalnya sahabat menuju ke jenjang pernikahan.
***
Dewi
Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee. Lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976
adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai
anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA
Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas
Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel “Supernova” yang
populer pada tahun 2001, ia
kemudian dikenal luas sebagai novelis.
Sebelum Supernova keluar, tak banyak orang yang tahu kalau
Dee telah sering menulis. Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah
satu cerpennya berjudul “Sikat Gigi” pernah dimuat di buletin seni terbitan
Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan
berskala kecil untuk kalangan sendiri. Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul
“Ekspresi” ke majalah Gadis
yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat
hadiah juara pertama. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung
berjudul “Rico the Coro” yang dimuat di majalah Mode. Bahkan ketika masih
menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk
buletin sekolah.
Novel
pertamanya yang sensasional, Supernova Satu : “Ksatria”, “Puteri” dan “Bintang
Jatuh”, dirilis 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo
35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan
istilah sains dan cerita cinta. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan Supernova
Satu edisi Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry
Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke
bahasa Inggris.
Supernova
pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World
Books. Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad,
Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany
karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan
Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.
Sukses
dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul
“Akar” pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena
dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang
merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover
dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan
lagi pada cetakan ke 2 dan seterusnya.
Pada
bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiganya, Supernova episode “Petir”.
Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja, ia
memasukkan 4 tokoh baru dalam Petir. Salah satunya adalah Elektra, tokoh
sentral yang ada di novel tersebut.
Lama
tidak menghasilkan karya, pada bulan Agustus 2008, Dee merilis novel terbarunya
yaitu “Rectoverso” yang merupakan paduan fiksi dan musik. Tema yang diusung
adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Recto Verso-pengistilahan untuk dua citra
yang seolah terpisah tapi sesungguhnya satu kesatuan. Saling melengkapi. Buku Rectoverso
terdiri dari 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan. Tagline dari buku
ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya. Website khusus mengenai ulasan buku Rectoverso
ada di www.dee-rectoverso.com
Pada
Agustus 2009, Dee menerbitkan novel “Perahu Kertas”. Tahun 2012, Dee kembali
mengeluarkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul “Partikel” dengan
tokoh utama Zarah.
Dee
terkadang tidak peduli dengan penyuntingan, dengan tata bahasa semaunya.
Kebiasaan Dee sejak novel pertama untuk tidak melakukan penyuntingan mungkin
membuat novelnya bermasalah. Walaupun begitu, saya tetap bisa menikmati film
yang ditulisnya ini tanpa jeda.
***
Film
ini sederhana, namun alur dan latarnya membuat film ini seolah nyata. Walaupun
pemeran Kugy dan Keenan belum sesuai dengan yang ditulis dalam novel oleh Dewi
Lestari. Film ini sangat cocok untuk para remaja karena banyak pesan yang bisa
diambil dari film ini bahwasahnya persahabatan sebenarnya lebih utama
dibandingkan hubungan percintaan, tetapi bila memang Tuhan telah menakdirkan
sejauh apapun jarak pasti akan dipertemukan juga. Serta hiduplah mengikuti alur, karena dimana ada
usaha pasti ada jalan terbaik yang akan kita temukan dalam kehidupan.
Dari
film ini saya juga belajar bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan. Dan jangan
pernah berpura-pura untuk mencintai seseorang hanya untuk melihatnya bahagia.
Dan yang terakhir, apa yang sudah ditakdirkan Tuhan memang tidak bisa kita
rubah. Secara garis besar film ini memiliki pesan moral terutama untuk
para remaja mengenai cinta, cita-cita, dan juga saling memaafkan serta
mengikhlaskan.