4/05/2014

RESENSI PERAHU KERTAS 2



Akhir Cerita Agen Neptunus


Judul Film : Perahu Kertas 2
Penulis : Dewi Lestari
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemeran : Maudy Ayunda (Kugy), Adipati Dolken (Keenan), Reza Rahadian (Remi), dan Elyzia Mulachela (Luh De)
Tanggal Penayangan : 4 Oktober 2012
Durasi Film : 110 Menit

Ini adalah sebuah film yang menceritakan tentang Kugy si gadis pendongeng dan Keenan yang pintar melukis. Keduanya bertemu, dan setelah melalui berbagai lika-liku akhirnya bersatu, romantic love with happy ending lah pokoknya. Film ini bukanlah sekuel dalam pengertian yang lazim, di mana masing-masing bagian mempunyai gagasan dan kesatuan cerita sendiri. Ini film yang berasal dari sebuah cerita panjang yang dibelah menjadi dua bagian. Artinya, film bagian kedua ini sekadar kelanjutan bagian sebelumnya, sehingga sulit dinikmati dan dinilai terpisah.
Di akhir film Perahu Kertas 1 sebelumnya kita sudah disuguhkan oleh semakin dekatnya hubungan Kugy dan Remy. Dan Keenan yang telah lama tinggal di Bali harus kembali ke Jakarta untuk mengantikan ayahnya yang sakit untuk memimpin perusahaan. Di pernikahan Eko dan Noni lah Kugy dan Keenan bertemu dan di sini cerita bagian kedua dimulai. Pertemuan kembali Kugy dan Keenan akhirnya menguatkan kembali mimpi-mimpi sewaktu kuliah, Kugy yang ingin menjadi penulis dan Keenan yang akan membuatkan ilustrasi untuk cerita-cerita Kugy. Namun kedekatan mereka kembali bukan hanya membangkitkan mimpi-mimpi untuk berkarya bersama, tapi bibit cinta yang selama ini mereka saling pendam.
Setting inilah merupakan awal dari semua perjalanan antara Kugy dan Keenan, karena sebelumnya selama 3 tahun Kugy dan Keenan tidak pernah bertemu dan berkomunikasi. Selama 3 tahun itulah Kugy dan Keenan fokus dengan urusan masing-masing, baik urusan karir mereka maupun urusan percintaan mereka.
Semenjak Kugy dan Keenan kembali bertemu urusan karir Kugy menjadi berantakan, Kugy tidak fokus dengan pekerjaannya karena Keenan, orang yang sangat dicintainya kembali muncul dihadapannya.
Setelah Keenan di Jakarta, Keenan bertemu dengan Remi, yang merupakan pacar Kugy. Sebelumnya memang Keenan sudah akrab dengan Remi semenjak Remi membeli lukisan Keenan saat di Bali (Perahu Kertas 1).
Selanjutnya dengan menarik, Remi mengajak Kugy pergi ke Bali. Saat di Bali, ternyata Kugy bertemu dengan Luh De, yang merupakan pacar Keenan (Perahu Kertas 1). Mereka berbincang-bincang bahkan berfoto bersama. Kemudian saat Kugy ingin pergi, Luh De seperti merasa ada sesuatu dalam diri Kugy yang hampir berhubungan dengan Keenan.
Dan kemudian Remi mengajak Kugy pergi ke pantai. Sebenarnya maksud dari Remi mengajak Kugy ke pantai adalah untuk melamar Kugy. Tapi sebelum Remi mulai, Kugy menunjukkan sebuah foto Luh De dengan dirinya. Tenyata Remi sudah lebih dahulu kenal dengan Luh De (Perahu Kertas 1). Dan seketika Kugy kaget dan terdiam sesaat. Kemudian Kugy menanyakan lukisan yang ada di kantor itu siapa yang melukis, dan Remi pun menjawab bahwa lukisan itu yang melukis adalah Keenan yang merupakan pacar Luh De. Dan Kugy pun terdiam lagi.
Saat Kugy terdiam, Remi dengan tiba-tiba melamar Kugy. Dan Kugy semakin kaget, seketika Kugy menjadi bisu tidak dapat berkata apa-apa. Kugy terdiam bukan karena senang, melainkan karena dia sebenarnya tidak bisa menerima lamaran dari Remi tetapi dia memilih untuk diam sambil tersenyum. Dan setelah kejadian itu Remi dan Kugy pun kembali Ke Jakarta.
Semenjak dilamar oleh Remi, Kugy menjadi pemurung. Dia benar-benar bingung harus berbuat apa. Tapi ternyata di samping itu, Keenan mencoba mencari tahu penyebab mengapa dahulu “pura-pura ninja” (Perahu Kertas 1) tidak pernah berkomunikasi dan kumpul bersama selama 3 tahun kepada Noni, sahabat Kugy dan anggota “pura-pura ninja.” Sebenarnya Keenan mencari informasi hanya untuk menanyakan tentang Kugy, mengapa selama ini Kugy menghindar dari dia dan “pura-pura ninja.”
Akhirnya Noni menceritakan semua perkara yang terjadi, bahwa sebenarnya Kugy menghindar dari semuanya karena menyembunyikan sesuatu, yang ternyata adalah perasaan Kugy terhadap Keenan. Ternyata Kugy selama ini cinta dengan Keenan. Dan seketika Keenan terdiam. Namun, Noni tetap bercerita hingga menyebutkan nama Remi yang membuat Keenan kaget sampai-sampai Keenan menanyakan tentang Remi, dan Noni pun menjelaskan bahwa Remi adalah bos Kugy di kantor dan juga sebagai pacarnya. Keenan kaget karena ternyata Remi yang dia kenal selama ini adalah pacar Kugy. Setelah Keenan mendapat semua informasi dari Noni, dia pun pergi mencari Kugy yang akhirnya memilih untuk ke rumah Kugy.
Setibanya Keenan di rumah Kugy, Kugy senang bukan main. Kugy mengira Keenan bisa menemukan dia menggunakan “radar neptunus”, yang selama ini sering Keenan maupun Kugy gunakan untuk mencari sebuah ‘jawaban’ (Perahu Kertas 1). Tapi ternyata Keenan mencari Kugy menggunakan feeling-nya. Di sini Keenan dan Kugy saling jujur dengan perasaan mereka masing-masing dan menjelaskan bahwa mereka sudah saling bertemu dengan pasangan mereka satu sama lain. Kugy bertemu dengan Luh De dan Keenan bertemu dengan Remi.
Ternyata Keenan menemui Kugy untuk memberi semangat kepada Kugy bahwa mereka harus berpisah dan harus bisa menjaga perasaan pasangan mereka, walaupun mereka sudah sama-sama tahu bahwa mereka saling cinta tetapi mereka harus bisa terus hidup mengikuti alur dan bahagia bersama pasangan mereka masing-masing.
Sejak itu, Keenan kembali lagi ke  Bali. Dan Kugy berusaha tegar dan memikirkan cara untuk bisa mencintai Remi sekaligus mencoba menerima lamaran dari Remi, walaupun Remi tahu bahwa Kugy terpaksa melakukan semua itu. Begitu juga dengan Keenan yang mencoba mencintai Luh De.
          Setibanya Keenan di Bali, dia mencoba menjelaskan semuanya pada Luh De. Dan Luh De pun mencoba untuk bisa mempercayai bahwa Keenan kembali lagi ke Bali karena Keenan cinta dengan Luh De.
          BAGAIMANA ending-nya? Kugy dan Keenan menjalani hidup mereka masing-masing bersama pasangan mereka dengan bahagia. Tetapi ternyata kebahagiaan itu hanya sesaat. Remi mengetahui bahwa sebenarnya selama ini yang menghalangi perasaan Kugy untuk mencintai Remi karena Kugy sudah mencintai Keenan. Dan Remi pun memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Kugy. Begitu juga dengan Luh De, dia juga memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Keenan, karena ternyata selama ini Keenan seperti terpaksa mencintai Luh De. Kemudian Remi dan Luh De pun memilih untuk pergi dari kehidupan Kugy dan Keenan. Dan akhirnya Kugy dan Keenan bertemu kembali dan memilih untuk melanjutkan hubungan mereka dari awalnya sahabat menuju ke jenjang pernikahan.
***



Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee. Lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976 adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel “Supernova yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.
Sebelum Supernova keluar, tak banyak orang yang tahu kalau Dee telah sering menulis. Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul “Sikat Gigi” pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan berskala kecil untuk kalangan sendiri. Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul “Ekspresi” ke majalah Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul “Rico the Coro” yang dimuat di majalah Mode. Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah.
Novel pertamanya yang sensasional, Supernova Satu : “Ksatria”, “Puteri” dan “Bintang Jatuh”, dirilis 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan Supernova Satu edisi Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.
Supernova pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books. Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.
Sukses dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul “Akar” pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan ke 2 dan seterusnya.
Pada bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiganya, Supernova episode “Petir”. Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja, ia memasukkan 4 tokoh baru dalam Petir. Salah satunya adalah Elektra, tokoh sentral yang ada di novel tersebut.
Lama tidak menghasilkan karya, pada bulan Agustus 2008, Dee merilis novel terbarunya yaitu “Rectoverso” yang merupakan paduan fiksi dan musik. Tema yang diusung adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Recto Verso-pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tapi sesungguhnya satu kesatuan. Saling melengkapi. Buku Rectoverso terdiri dari 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan. Tagline dari buku ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya. Website khusus mengenai ulasan buku Rectoverso ada di www.dee-rectoverso.com
Pada Agustus 2009, Dee menerbitkan novel “Perahu Kertas”. Tahun 2012, Dee kembali mengeluarkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul “Partikel” dengan tokoh utama Zarah.
Dee terkadang tidak peduli dengan penyuntingan, dengan tata bahasa semaunya. Kebiasaan Dee sejak novel pertama untuk tidak melakukan penyuntingan mungkin membuat novelnya bermasalah. Walaupun begitu, saya tetap bisa menikmati film yang ditulisnya ini tanpa jeda.
***
Film ini sederhana, namun alur dan latarnya membuat film ini seolah nyata. Walaupun pemeran Kugy dan Keenan belum sesuai dengan yang ditulis dalam novel oleh Dewi Lestari. Film ini sangat cocok untuk para remaja karena banyak pesan yang bisa diambil dari film ini bahwasahnya persahabatan sebenarnya lebih utama dibandingkan hubungan percintaan, tetapi bila memang Tuhan telah menakdirkan sejauh apapun jarak pasti akan dipertemukan juga. Serta hiduplah mengikuti alur, karena dimana ada usaha pasti ada jalan terbaik yang akan kita temukan dalam kehidupan.
Dari film ini saya juga belajar bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan. Dan jangan pernah berpura-pura untuk mencintai seseorang hanya untuk melihatnya bahagia. Dan yang terakhir, apa yang sudah ditakdirkan Tuhan memang tidak bisa kita rubah. Secara garis besar film ini memiliki pesan moral terutama untuk para remaja mengenai cinta, cita-cita, dan juga saling memaafkan serta mengikhlaskan.